Jepang telah mengambil serangkaian prakarsa untuk meningkatkan teknologinya dalam menghadapi persaingan dunia yang kian ketat. Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memusatkan perhatian terhadap empat bidang prioritas, yaitu Nanoteknologi, Bioteknologi, Teknologi Informasi, dan Teknologi Lingkungan.
Jepang merupakan salah satu negara pertama yang menyadari pentingnya teknologi bagi pelestarian dan perlindungan lingkungan. Terjadinya krisis minyak pada tahun-tahun 1970-an telah memberikan pelajaran yang berharga bagi Jepang. Telah dilakukan usaha keras untuk menghemat penggunaan energi sehingga tingkat penggunaan energi dalam industri hampir tidak mengalami kenaikan berarti sejak tahun-tahun tersebut. Sementara itu, timbulnya pencemaran udara dan air telah membawa Jepang menciptakan teknologi pemurnian lingkungan.
Tak kalah menariknya adalah apa yang disebut nanoteknologi, istilah umum untuk menggambarkan teknologi yang diterapkan pada skala nanometer atau sepermiliar meter, bekerja dengan atom dan molekul. Pemerintah Jepang pada tahun 2001 mengumumkan akan menyiapkan budget sebesar 50 miliar yen untuk jenis teknologi ini. Nanoteknlogi memang bertumpang-tindih dengan berbagai jenis teknologi lainnya, yaitu bioteknologi, teknologi informasi dan teknologi lingkungan.
Teknologi lainnya yaitu bioteknologi, teknologi informasi dan teknologi lingkungan berhubungan dengan hal-hal khusus seperti gen, data, atau obyek-obyek alam.
Contoh kegunaan nyata
Di antara berbagai kegunaan nanoteknologi, dapat dikemukakan peranannya dalam meningkatkan fuel cell (sel energi), terutama yang digunakan untuk komputer laptop. Sel energi dalam bentuk baterai super mini berkapasitas besar, dapat digunakan dalam waktu lama. Penelitian mengenai sel energi ini tengah dilakukan oleh sebuah perusahaan pembuat komputer di Jepang.
Kelak manusia juga akan merasakan manfaat nanoteknologi di bidang kesehatan, yaitu berupa chip kesehatan yang serba-guna. Chip ini merupakan sebuah mesin mikro pencatat dan pemeriksa medis (darah) sebesar 2,7 cm2. Dr. Yasuhiro Horiike dari National Institute for Materials Science Biomaterials tengah menangani salah satu jenis mesin mikro demikian. Diharapkan dalam waktu dekat ini, alat super mini ini dapat digunakan pasien di rumah untuk melakukan cek darah sendiri. Dengan alat yang ujungnya berjarum sangat halus, pasien mengambil darahnya (tetesan kecil). Chip langsung melakukan analisa darah dan hasil analisa dapat dilihat di sebuah layar monitor. Data yang diperoleh tersebut dapat dikirim ke dokter atau klinik/rumah sakit, cukup dengan telpon seluler (HP). Dengan demikian terbuka kemungkinan dilakukannya pemantauan medis jarak jauh. Selain itu, ada pula apa yang dinamakan biochip, yang secara prinsip fungsinya hampir sama.
Bioteknologi memberikan harapan besar di bidang medis/pengobatan, mulai dari pengembangan obat-obatan hingga ke terapi sel, dan meningkat ke terapi gen.
Pada tahun 1967, Dr. Kenichi Honda dan Dr. Akira Fujishima bersama-sama menemukan bahwa titanium dioxide mengandung sifat fotokatalis. Penemuan tersebut menarik perhatian dunia. Fotokatalis adalah zat yang menfasilitasi reaksi kimia bila terpapar sinar. Sebuah perusahaan pembuat barang saniter untuk rumah tengah melakukan penelitian mengenai pemanfaatan teknologi fotokatalis dalam produknya. Diharapkan dapat dibuat produk saniter yang dapat 'membersihkan dirinya sendiri' dari debu dan kotoran lainnya, yakni dengan meningkatkan sifat hidrofilik, yaitu sifat menarik air.
“Penemuan prinsip fotokatalis sendiri tidaklah secara langsung dapat diterapkan secara praktis. Untuk ‘menerjemahkan’ prinsip tersebut dalam sebuah produk, diperlukan usaha penelitian dan pengembangan yang ulet dengan melibatkan sektor manufacturing.”, demikian dijelaskan oleh seorang staf perusahaan pembuat produk saniter Toto Ltd. Katanya lagi, “Kekuatan Jepang dalam menciptakan produk-produk baru telah memberikan kontribusi bagi daya saing Jepang di bidang teknologi fotokatalis.”
CARBON NANOTUBES. Kalau dulu televisi selalu berbentuk kotak besar dengan layar yang agak cembung (sistem tabung), maka akhir-akhir ini sudah muncul televisi dengan layar datar LCD dan bentuknya berupa kotak tipis (kurang lebih 6 cm). Kini tengah dilakukan penelitian secara mendalam dalam pengembangan layar berteknologi organic electroluminescence (EL). Perusahaan Seiko Epson telah berhaisl membuat sebuah prototype televisi EL sebesar 40 inchi dengan 'ketebalan' 2,1 militer.
Adanya istilah organic dalam teknologi ini terkait dengan senyawa bahan yang mengandung karbon. Bahan disintesa dari minyak tanah (petroleum), ditransformasi menjadi layar tipis pada kaca atau bahan lain (plastik, dsb.), kemudian diapit antara dua elektroda. Lapisan itu sendiri setipis 0,1 mikron (sepermiliar dari satu meter). Keberhasilan di bidang ini kelak akan memberikan kita banyak kegunaan, seperti “kertas elektronik” yang bisa menggantikan peran komputer notebook atau PDA, dan tentu saja juga pesawat televisi yang bahkan dapat digulung bila tidak dipakai, dll. Teknologi ini konon juga bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan penyinaran.
Adanya istilah organic dalam teknologi ini terkait dengan senyawa bahan yang mengandung karbon. Bahan disintesa dari minyak tanah (petroleum), ditransformasi menjadi layar tipis pada kaca atau bahan lain (plastik, dsb.), kemudian diapit antara dua elektroda. Lapisan itu sendiri setipis 0,1 mikron (sepermiliar dari satu meter). Keberhasilan di bidang ini kelak akan memberikan kita banyak kegunaan, seperti “kertas elektronik” yang bisa menggantikan peran komputer notebook atau PDA, dan tentu saja juga pesawat televisi yang bahkan dapat digulung bila tidak dipakai, dll. Teknologi ini konon juga bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan penyinaran.
Demikian secara ringkas telah diceritakan tentang jenis-jenis teknologi yang selalu diterliti dan dikembangkan lebih lanjut di Jepang serta berbagai kemungkinan manfaatnya bagi manusia di masa mendatang. Penjelasan singkat ini tentu saja tidak dapat mencakup semua jenis teknologi, namun paling tidak telah mengemukakan secara ringkas gambaran umum visi perkembangan teknologi di Jepang untuk masa depan.
Hmmm..Ckckck.. bisa dibayangkan tuch... perkembangan teknologi semakin lama semakin canggih saja.. @_@
(sumber, http://www.id.emb-japan.go.jp/)